Laman

Rabu, 30 Maret 2011

PEARL JAM AND EDDI VEDDER

Pearl Jam berdiri di atas fondasi sejarah panjang kultur Seattle Sound yang populer di akhir 80-an. Pemain gitar Stone Gossard dan pembetot bass Jeff Ament lebih dahulu populer di ruang kultur tersebut melalui band bernama Green River, bersama dengan dua pentolan grup Mudhoney, Mark Arm dan Steve Turner. Gossard dan Ament lantas mendirikan Mother Love Bone, selepas pecahnya Green River, bersama vokalis flamboyan bernama Andrew Wood. Jelang rilis album mainstream perdana bersama major label, Andrew Wood meninggal dunia lantaran overdosis heroin. Untuk meneruskan karir bermusiknya, Gossard dan Ament lantas menggaet gitaris Mike McCready yang notabene merupakan teman se-almamater ketika sekolah menengah tingkat atas dengan Stone Gossard.
Ketiganya kemudian membuat beberapa demo lagu dengan bantuan penabuh drum dari band Soundgarden, Matt Cameron (saat ini menjadi drummer Pearl Jam). Untuk audisi vokalis, rekaman demo tersebut dikirimkan kepada remaja San Diego bernama Eddie Vedder melalui mantan drummer band Red Hot Chili Peppers, Jack Irons, yang nantinya juga sempat menjadi anggota Pearl Jam. Vedder kemudian mengisi tiga buah lagu, sebuah mini-opera dikenal dengan “Mamasan Trilogy” (di masa depan menjadi lagu Alive, Once dan Footsteps). Ketiga lagu tersebut akhirnya mengantarkan Vedder terbang ke Seattle, untuk menjalani sejumlah rehearsal bersama calon rekan band-nya. Salah satu di antara rehearsal tersebut adalah pada proyek vokalis Soundgarden, Chris Cornell untuk mengenang Andrew Wood, berupa album Temple of the Dog. Cornell mengajak Gossard dan Ament, sebagai rekan band Wood, beserta Mike McCready dan Matt Cameron. Eddie Vedder turut menyumbangkan vokal, salah satunya di hits Temple of the Dog berjudul Hungerstrike.
Selepas proyek tersebut, Eddie Vedder resmi menjadi vokalis dari band baru yang diberi nama Mookie Blaylock (merujuk pada nama bintang basket NBA pada saat itu). Karena permasalahan legalitas, tepat sebelum menandatangani kontrak dengan Epic Records, band berganti nama menjadi Pearl Jam.

Inilah pahlawan rock n roll dekade 90-an. Bintang baru sekaligus aktifis penyayang binatang, pembela para tuna wisma dan penderita AIDS. Pokoknya, penyanyi berambut agak ikal ini di anggap mewakili suara lain dari dunia rock n roll.
Eddie Mueller atau Eddie Vedder yang bekenn sebagai pentolan Pearl Jam ini konon memiliki kepribadian ganda. Ia seorang pendiam, malu-malu, dan kalau bicara suaranya nyaris tidak kedenngaran. Tapi, ia juga seorang realis pahit dengan jiwa yang terpukul.
Berbeda dengan (alm) Kurt Cobain, pentolan Nirvna yang senantiasa menimbulkan sensasi bahkan sampai saat kematiannya. Eddie Vedder cenderung untuk menutup diri. Hal ini menyebabakn masa lalunya sulit untuk di ungkap.
“Saya bingung, semua masa lalu saya begitu campur aduk, saya tidak mengarti apa yang sedang terjadi di dalalm diri saya,” katanya. Cowok asal Chicago ini berasal dari keluarga yang kurang harmonis. Setelah bercerai sang ibu membawanya beserta ketiga adiknya pindah ke San Diego. Tak lama, keluarganya itu kembali ke Chicago. Tapi dia tetap tinggal disana.
Banyak pekerjaan yang telah di coba oleh cowok yang tidak tamat SMA itu. Mulai dari petugas pom bensin, satpam, sampai roadie di sejumlah club. sebelum bergabung dengan earl Jam, kesibukannya memang tumpang tindih. “Berselancar dan musik, itu kegiatan saya setiap hari. Pulang kerumah sehabis kerja, saya bermain gitar dan membuat rekaman demo semalaman. Tidurpun cuma sejam ataau dua jam.”
Kebiasaan itu masih berlangsung sampai sekarang. Kalau tidur, katanya, ia seperti dihantui oleh hal-ha yang mengerikan. Ia merasa seperti berjalan di dalam ruangan kosong yang amat menakutkan dirinya. Selama tumbuh di San Diego itulah, dia sering mendengar bermaca musik. Grup favoritnya The Who, terutama album Quadrophenia. Menurutnya album itu telah menyelamatkan dirinya, maksudnya begini:
“Saya tidak pernah mengenal ayah kandung sampai menit-menit terakhir kehidupannya. Sementara, dengan ayah tiri, saya tidak pernah cocock. Jadi, bagi saya, Pete Townsend lebih berperan sebagai ayah sendiri dibanding ayah-ayah saya yang lain.” Ungkap Eddie Vedder. Pete townsend adalah benggoan The Who. Ketika mendapat demo tape dari Gossard dan Ament ia seperti mendapat jawaban dari hal-hal yang ia alami sebelumnya. “Pas saya dapat tape dari Gossard dan Ament, saya pikir ini dia musik hebat. Musik yang membawa keluar semua yang ada dalam pikiran saya. Lalu, lirik untuk musik-musik itu keluar pada saat saya berselancar,” tambahnya.
Sampai sekarang ia masih setia menjalin hubungan dengan Beth Liebling, seorang penulis. Ia mengakui bahwa hubungannya dengan Beth adalah hubungan yang paling kuat yang pernah ia jalani. Jika menikah ia berandai andai akan menjadi ayah yang baik. Menurutnya ayah Michael Jordan lah contah ayah yang baik. “Orang tua yang baik adallah orang tua yang telah memutuskan untuk punya anak dan bakal membiarkan anaknya berkembang sehinggaan anak-anak itu benaar-benar bersinar.” Kata penyanyi, yang meski sudah ngetop masih membalas sandiri surat-surat dari penggemarnya. Karena kepribadian yang kuat inilah Eddie sering menjadi pengambil keputusan bagi Pearl jam. Ketika album perdananya meledak, ia memutuskan untuk tidak membuat video klip lagu black. Alasannya supaya mereka tidak tinggi hati. Setelah sukses pun ia tetap menjalani kehidupan seperti orang biasa. Artinya, masih sering mengunjungi koser-konser musik seperti hal nya ketika belum terkenal.  Tentang kesuksesan ia merasa orang lainlah yang sebenarnya yang lebih bisa menikmati. “Apa yang saya nikmati adalah memperhatikan musik, mencari tontonan musik. Menonton Neil Young atau Sonic Youth dari sisi panggung, itu hal yang indah buat saya.”
Itulah EDDIE VEDDER.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar